Dekonstrusi Makna Uang Receh ( Kajian Etnografi )
Daftar Isi
Uang receh adalah uang koin yang memiliki nominal yang lebih kecil dari
pada uang kertas. Uang receh juga sering disebut uang logam, uang koin
ataupun uang pecah oleh masyarakat. Uang receh menjadi bagian dari kehidupan
ekonomi sebagian masyarakat. Di dunia marketing, uang receh punya peran dalam
pembentukan odd price. Orang Marketing senang menggunakan odd
price, yakni harga psikologis untuk membuat konsumen merasa bahwa produk
yang dibeli tidak mahal. Kita bisa melihat odd price ini
seperti 9.999 atau 5.555. Selain membuat produk terkesan tidak mahal, odd
price diperlukan untuk menjaga harga agar tetap kompetitif
dibandingkan competitor
Kehadiran uang receh juga memiliki makna tersendiri bagi mahasiswa . Dari hasil
Observasi dan wawancara mahasiswa-mahasiswi salah satu universitas negeri
disurakarta ), mahasiswa ini mempunyai perlakuan unik terhadap uang receh
sesuai dengan latar belakangnnya masing-masing dari yang mengganggapnya hanya
sebagai nilai tukar yang kecil sampai ada yang menganggap bahwa uang receh
adalah sesuatu yang “amazing”. Berbagai fenomena gerakan social
yang menggunakan uang receh sebagai medianya ternyata sedikit banyak juga
mempengaruhi persepsi mahasiswa-mahasiswa ini tentang makna uang
receh baginya. Bahkan beberapa dari mahasiswa ini terlibat dalam
gerakan-gerakan social yang menggunakan uang receh sebagai medianya.
B. Herarki
Oposisi Makna uang receh
Uang Receh adalah salah satu jenis uang yang sah digunakan sebagai alat tukar.
Di lingkungan kampus yang padat dengan jadwal kuliah , peredaran uang receh
juga menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa. Mahasiswa Kos dan mahasiswa
yang yang mempunyai pekerjaan sampingan ternyata akrab dengan uang receh ini.
Mahasiswa mahasiswa ini biasanya mendapatkan uang receh dari berbagai kegiatan,
ada yang dari uang kembalian belanja, maupun dari menemukannya dijalan.
Kebanyakan dari mahasiswa menggunakan uang receh sebagai alat pembayaran ketika
kondisi keuangan mereka sedang “seret”. “ Ya pake uang receh kalo
kondisi keuangan lagi seret aja, kalo punya uang besar yang nggak pake recehan
,”kalo lagi kepepet ya nggak malu apalagi kalo pake tantangan lebih nggak
tau malu lagi bayar pake uang recehan ,uang receh kan juga duit sah ”, jawab
arif seorang mahasiswa sosiologi antropologi yang kemarin sempat saya
wawancarai . Beberapa mahasiswa berpendapat bahwa uang
receh memang mempunyai keterbatasan dalam segi nilai dan kepraktisan.
Arnas seorang mahasiswa pengumpul uang receh yang ketika itu saya wawancarai
berkata bahwa “uang receh itu kalau dibawa krincing-krincing bunyinya
jadi disimpen di kos aja” hal ini menandakan bahwa uang receh memang
begitu sulit dan merepotkan ketika akan dibawa kemana-mana. Bahkan beberapa
dari mereka lebih memilih untuk mengumpulkannya daripada harus menggunakannya
dalam kegiatan ekonomi. Seperti yang dilakukan oleh Fedri salah satu
mahasiswa yang juga bekerja paruh waktu diwarung nasi uduk “Cak Noer” ia
mengumpulkan uang receh dengan berbagai nominal sampai bertoples-toples
jumlahnya dari pada membelanjakannya.
Uang receh sebagai uang hanya dipandang sebagai alat tukar dan satuan hitung
yang bersifat kecil ,misalnya ketika digunakan dalam suatu kegiatan ekonomi,
Uang receh hanya mampu menjangkau barang-barang yang harganya relative murah. “Pernah
juga beli barang dengan uang receh tapi sangat jarang ya kalau kondisi
lagi kepepet aja . paling besar belanja dengan uang receh sebesar Rp. 5.000,-
terdiri dari Pecahan Rp200,- sampai Rp. 500,- jawab arif. “Pernah juga
belanja dengan uang receh tapi sangat jarang . paling besar belanja dengan uang
receh sebesar Rp. 3.000,- terdiri dari Pecahan Rp. 500,- Untuk membeli Gorengan
Di dekat rumah soalnya yang jualan tetangga sendiri kalau bukan tetangga
sendiri ya nggak pake uang receh ”jawabnya.
C. Oposisi Biner tentang makna
Uang receh
Menurut George Herbert Mead, cara manusia mengartikan dunia dan
dirinya sendiri berkaitan erat dengan masyarakatnya. Mead melihat pikiran (mind)
dan dirinya (self) menjadi bagian dari perilaku manusia yaitu bagian
interaksinya dengan orang lain. Mead menambahkan bahwa sebelum seseorang
bertindak, ia membayangkan dirinya dalam posisi orang lain dengan
harapan-harapan orang lain dan mencoba memahami apa yang diharapkan orang itu
(Mulyana, 2007).
Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam
setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat
yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari
makhluk hidup lainnya. Keunikan konsep diri pada setiap individu pun relatif
berbeda-beda karena antara individu satu dengan individu lainnnya mempunyai
pola pikir yang berbeda.Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena
interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian
membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Konsep diri yang
dimiliki individu dapat diketahui melalui informasi, pendapat dan penilaian
atau evaluasi dari orang lain. Diri juga terdiri menjadi dua bagian yaitu diri
obyek yang mengalami kepuasan atau kurang mengalami kepuasan dan diri yang
bertindak dalam melayani diri obyek yang berupaya memberinya kepuasan.
Menurut Mead, tubuh bukanlah diri dan baru menjadi diri ketika pikiran telah
berkembang. Sementara disisi lain bersama refleksivitasnya, diri adalah sesuatu
yang mendasar bagi perkembangan pikiran. Tentu saja mustahil memisahkan pikiran
dari diri, karena diri adalah proses mental. Namun, meskipun kita bisa saja
menganggapnya sebagai proses mental, diri adalah proses sosial. Mekanisme umum
perkembangan diri adalah refleksivitas atau kemampuan untuk meletakkan diri
kita secara bawah sadar ditempat orang lain serta bertindak sebagaimana mereka
bertindak. Akibatnya, orang mampu menelaah dirinya sendiri sebagaimana orang
lain menelaah dia (Ritzer, 2004).
Dengan menyerasikan diri dengan
harapan-harapan orang lain, maka dimungkinkan terjadi interaksi, semakin mampu
seseorang mengambil alih atau menerjemahkan perasaan-perasaan sosial semakin
terbentuk identitas atau kediriannya. Ada tiga premis yang dibangun dalam
interaksi simbolik yaitu;
1. manusia
bertindak berdasarkan makna-makna,
2. makna
tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain, dan
3. makna
tersebut berkembang dan disempurnakan ketika interaksi tersebut berlangsung
Pemaknaan uang receh sebagai alat tukar kini mulai luntur. Dengan segala keterbatasannya kebanyakan mahasiswa lebih memilih uang kertas dari pada uang receh sebagai alat tukar atau alat pembayaran. Alasannya jelas, uang kertas yang notabene bernominal besar lebih simpel dan praktis dalam pembawaan maupun penggunakannya. Dibandingkan dengan nilai tukarnya, nilai simbolik uang receh ternyata lebih mempunyai daya tarik tersendiri kususnya bagi mahasiwa-mahasiswa ini. Makna Simbolik dari sebuah uang receh ternyata sempat menjadi fenomena besar dimasyarakat. Pergerakan social menuju perubahan dapat terjadi olehnya. Uang receh digalangkan untuk melawan ketidakadilan hukum pada kasus prita , uang receh digunakan sebagai bentuk riil dari sebuah rasa peduli terhadap sesama seperti kasus bilqis dan juga uang receh pun kerap disebut dengan uang pengemis atau pengamen karena penggunakannya yang seakan diperuntukan pada mereka. Hal ini merupakan contoh nyata dimana uang receh lebih dipahami sebagai sesuatu yang bersifat simbolik. Banyak mahasiswa yang menjadikan fenomena ini menjadi pijakan bahwa uang receh lebih bermakna nilai simboliknya dari pada nilai tukarnya. Selain seperti hal diatas mahasiswa juga memiliki pemaknaan sendiri terhadap nilai uang receh sesuai dengan kepribadiannya masing masing. Mahasiswa seperti Arnas yang seorang yang mempunyai naluri seni Misalnya, ia memandang uang receh sebagai symbol kreatifitas. Menurutnya ada beberapa kegunaan uang receh yang tidak diketahui banyak orang. Uang receh ditangannya bisa dibuat karya seni keajinan tangan. “uang receh itu saya kumpulkan buat koleksi aja atau buat pajangan lalu kalo ada waktu senggang saya susun jadi castile, patung atau mobil-mobilan”,jawabnya. “Uang receh itu awet, dengan bahan dasar yang tidak gampang rusak itu uang receh dapat dimanfaatkan untuk membuat hiasan atau karya seni yang indah bernilai jual tinggi . “ Dulu Saya pernah membuat tumpukan uang receh berbentuk rumah dan ditawar oleh teman saya untuk mahar pernikahannya sebesar Rp. 1 Juta tapi tidak saya berikan”, jawabnya .Menurutnya tidak etis jika memperjual belikan uang untuk mendapat uang membuatnya pun juga susah susah gampang. (Wawancara dengan arnas mahasiswa pendidikan sosiologi antropologi 2009b yang merupakan mahasiswa yang hobi mengumpulkan uang receh ).
Pemakanaan lainya juga diberikan oleh Gigih mahasiswa Pendidikan Sosiologi
Antropologi yang sangat rutin mekakukan perjalanan Solo-Sragen dengan sepeda
motornya untuk mengikuti kegiatan kegitan perkuliahan setiap harinya.,
Menurutnya uang receh merupakan simbolisasi dari rasa kebersamaan dan gotong
royong warga didesanya. “Pernah nyumbangdan ikut jaga malam, Untuk Jimpitan semacam
iuran atau sumbangan perumah untuk kas ronda yang biasanya digunakan uang
membelikan makanan atau minuman untuk yang jaga ronda”,jawabnya. jimpitan
salah satu contoh dimana uang receh berfungsi sebagai pembentuk rasa
kebersamaan dan gotong royong antar warga kampung. Uang receh menjelma menjadi
suatu sarana bagi setiap warga desa untuk menunjukan rasa solidaritas dan
patisipatif kepada sesamanya yang sedang melakukan jadwal ronda malam.
Pemaknaan lain juga di berikan oleh mahasiswa - mahasiswa yang mempunyai latar
belakang organisasi. Ardana dan Pendi misalnya, menganggap uang receh sebagai
simbolisai dari rasa kepedulian terhadap sesama. “ Pernah
menggunakan uang receh , Ketika bakti sosial dan menggalang dana untuk para
korban merapi dulu.Sebagian besar orang memiliki uang receh . ketika ada
kegiatan sosial seperti penggalangan dana misalnya untuk korban bencana,
infak, pembangunan jalan, disinilah uang receh dapat menyentuh berbagai lapisan
sosial masyarakat. ”Uang receh itu sebenarnya uang yang simpel sayang
masyarakat kita saja yang belum tahu cara memanfaatkannya ”,jawabnya
dengan 1 coin uang receh dapat menunjukan rasa kepedulian kita terhadap sesama.
”justru karena nilainya yang kecil itu uang receh cocok digunakan sebagai media
gerakan sosial yang melambangkan kekuatan rakyat”,tegasnya (
Wawancara dengan pendi dan ardana yang merupakan mantan pengurus himpunan
mahasiswa prodi Sosiologi Antropologi). Organisasi memberikan berbagai
pengalaman kepada mereka tentang pergerakan sosial beserta realitasnya.
Menggunakan uang receh sebagai infak merupakan salah satu wujud dari rasa
peduli tersebut. Uang receh dapat menyentuh semua kalangan, dengan nilainya
yang kecil itu hampir semua elemen msyarakat mudah hal inilah yang menjadikan
uang receh sebagai simbolisasi dari kekuatan rakyat (Masyarakat kelas
bawah).
Uang receh juga dimaknai berbeda oleh Fedri mahasiswa yang bekerja paruh waktu
di warung nasi uduk dan juga mempunyai bisnis kripik tahu ini. Menurutnya Uang
receh adalah sebagai media kritik yang dapat mempengaruhi mood seseorang terutama
pedagang. “Selain
Untuk belanja kripik, Saya biasanya juga pake uang receh untuk member
pelajaran para agen kripik tahu ketika tahu yang saya beli ternyata sudah
mlempem atau cacat produksi”, jawabnya Uang receh itu unik kalau ada biasanya
tidak terlalu diperhatikan tetapi kalau tidak ada orang malah bingung
mencarinya. “ uang receh itu dapat mempengaruhi mood seseorang.”saat itu saya
belanja keripik tahu sebesar Rp. 140.000,- dengan uang receh, si penjual yang
pada mulanya ramah dan murah senyum berubah jadi pasang muka jutek, nada
bicaranya pun menjadi tidak ramah “Uang receh itu memang tidak praktis, menyita
banyak tempat, dan orang sering memandang remeh karena nilainya yang kecil Uang
Receh itu alat pembayaran yang sah dinegara Indonesia “biarpun nilainya kecil,
uang receh jadi bagian dari hidup saya, uang saku saya, sekaligus
sesuatu yang memberikan pengalaman kepada saya betapa nggak mudahnya mencari
uang “, jawabnya tegas. ( hasil Wawancara dengan Fedri ketika saya temui
berada di perpustakaan pusat di UNS )
D. Kontruksi makna
Simbolik Uang Receh
Sudah menjadi sifat manusia untuk kurang menghargai terhadap sesuatu yang
kurang bernilai seperti halnya uang receh. Uang receh dengan nilai yang sangat
kecil cenderung tidak begitu digunakan dalm transaksi pembayaran
sehari-hari. Esensi uang receh sebagai alat tukar agaknya mulai dikesampingkan
oleh mahasiswa. Rasa malu membuat uang receh kini menjadi jarang digunakan oleh
mahasiswa dalam melakukan kegiatan ekonominya dan memilih untuk menghimpunnya .
Justru di lain sisi makna simbolik dari uang receh yang kini dikonsumsi
oleh mahasiswa ini. Nilai simbolik uang receh dirasa lebih mempunyai manfaat
penting dalam memberikan dampak pada kehidupan sosialnya. Dalam realitas
sehari-hari saja paling mudah kita temui tentang seseorag yang membeir pengemis
dengan uang receh, itu sudah merupakan symbol kepedulian dari seseorang yang
memberi itu. Makna uang receh itu tercipta ketika seseorang mempunyai persepsi
sendiri-sendiri dalam memaknai itu. Misalkan makna uang receh dalam kasus Prita
tentu akan berbeda dengan makna uang receh ketika kita membeli barang di toko.
Fungsi dasar uang receh memang sebagai alat pembayaran, tapi dibalik itu semua
masyarakat tidak sadar bahwa mereka sebenarnya memaknai uang receh dari segi
simboliknya dari pada nilai tukarnya. Dari pemaknaan –pemaknaan diatas
dapat dilakukan suatu kontruksi mengenai makna uang receh yang kini
lebih dipandang sebagai suatu yang melambangkan symbol sosial
antara lain seperti berikut :
1. Uang
receh sebagai simbol perlawanan
2. Uang
receh sebagai simbol kepedulian
3. Uang
receh sebagai symbol Kebersamaan
4. Uang
receh sebagai symbol masyarakat kecil
5. Uang
receh sebagai media kritik
DAFTAR PUSTAKA
Christopher Norris.2009.Membongkar Teori
Dekonstruksi Jacques Derrida.Jakarta:Ar-Euss Media
Geoge Ritzer-Douglas J.Goodman. 2008.Teori
Sosiologi Modern( Edisi 6 ).Jakarta:Kencana
Posting Komentar